Bali selalu punya tempat spesial di hati para pelancong, baik lokal maupun internasional. Selain pantai-pantainya yang memukau, pulau dewata ini juga menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu buktinya adalah Desa Adat Penglipuran, sebuah desa adat yang menawarkan keindahan tradisional Bali yang begitu memikat. Desa ini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat yang sarat akan nilai sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Yuk, kita kenali lebih dekat Desa Adat Penglipuran!
Asal Usul Desa Penglipuran
Nama Penglipuran berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali, yaitu “Pengeling” (ingat) dan “Pura” (tempat suci). Secara harfiah, Penglipuran berarti “tempat untuk mengenang tempat suci leluhur.” Nama ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur mereka.
Konon, desa ini didirikan oleh penduduk asli Bali yang bermigrasi dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Mereka membawa tradisi dan kepercayaan leluhur mereka ke Penglipuran, yang hingga kini masih terjaga dengan baik. Desa ini diyakini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah menjadi saksi berbagai perubahan zaman.
Sejarah dan Tradisi Desa Penglipuran
Penglipuran adalah salah satu dari sedikit desa adat di Bali yang masih mempertahankan keaslian tata ruang dan budaya tradisionalnya. Desa ini masuk dalam kategori “Desa Bali Aga,” yang berarti desa tradisional Bali yang belum banyak terpengaruh oleh budaya Hindu-Jawa pada masa Kerajaan Majapahit.
Desa ini memiliki tata ruang yang unik. Rumah-rumah di Penglipuran dibangun dengan mengikuti aturan tradisional yang disebut Tri Mandala, yaitu pembagian area menjadi tiga bagian:
- Utama Mandala: Area suci yang biasanya berisi pura dan tempat pemujaan.
- Madya Mandala: Area tengah yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
- Nista Mandala: Area terluar untuk fungsi yang lebih profan, seperti lahan pertanian dan pekarangan.
Masyarakat desa juga sangat menjaga adat dan tradisi mereka. Salah satu tradisi unik di Penglipuran adalah larangan poligami. Larangan ini ditetapkan untuk menjaga harmoni dan keadilan dalam keluarga, sehingga masyarakat desa hidup dengan damai.
Keindahan Arsitektur Tradisional
Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah keindahan arsitektur tradisionalnya. Semua rumah di desa ini memiliki desain yang seragam, dengan gerbang khas Bali yang disebut angkul-angkul di bagian depan. Dinding rumah dibuat dari campuran bambu, tanah liat, dan batu alami, menciptakan kesan tradisional yang autentik.
Jalan utama desa ini ditata dengan sangat rapi dan bersih, dengan batu-batu alami yang memberikan nuansa alami. Sepanjang jalan, terdapat taman-taman kecil yang dihiasi bunga-bunga tropis berwarna cerah. Tidak heran jika Desa Penglipuran sering disebut sebagai salah satu desa terbersih di dunia.

Daya Tarik Wisata di Desa Penglipuran
Selain keindahan arsitektur dan budaya, Desa Penglipuran juga menawarkan berbagai aktivitas wisata yang menarik. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu nikmati di desa ini:
1. Menjelajahi Pura Desa
Desa Penglipuran memiliki beberapa pura yang menjadi pusat kegiatan spiritual masyarakatnya. Pura-pura ini tidak hanya tempat beribadah, tetapi juga simbol keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.
2. Trekking ke Hutan Bambu
Di bagian selatan desa, terdapat hutan bambu yang luas dan indah. Hutan ini tidak hanya menjadi paru-paru desa, tetapi juga lokasi favorit bagi para wisatawan untuk trekking atau sekadar berfoto. Suasana tenang dan sejuk membuat tempat ini sangat cocok untuk relaksasi.
3. Belajar Tradisi dan Budaya Lokal
Kamu juga bisa belajar tentang tradisi dan budaya masyarakat Penglipuran. Mulai dari cara membuat kerajinan tangan tradisional hingga menyaksikan upacara adat, semua pengalaman ini akan memberikan wawasan baru tentang kekayaan budaya Bali.
4. Mencicipi Kuliner Khas
Jangan lupa mencicipi kuliner khas Desa Penglipuran! Salah satu yang wajib dicoba adalah Loloh Cemcem, minuman tradisional berbahan daun cemcem yang segar dan menyehatkan. Ada juga aneka makanan tradisional Bali yang bisa kamu nikmati.
5. Homestay dan Pengalaman Menginap
Bagi yang ingin merasakan kehidupan desa secara langsung, tersedia homestay di Desa Penglipuran. Kamu bisa merasakan bagaimana rasanya tinggal di rumah tradisional Bali dan berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Desa Adat Penglipuran: Penghargaan dan Pengakuan
Karena keindahan dan keasliannya, Desa Penglipuran telah mendapatkan banyak penghargaan. Desa ini sering masuk dalam daftar desa terindah dan terbersih di dunia. Pengelolaan desa yang berbasis pada kearifan lokal juga menjadi contoh bagi banyak desa lainnya, baik di Indonesia maupun dunia.
Tips Berkunjung ke Desa Penglipuran
Kalau kamu berencana mengunjungi Desa Penglipuran, berikut beberapa tips yang perlu kamu tahu:
- Waktu Terbaik untuk Berkunjung: Datanglah di pagi hari untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan udara yang segar. Kalau bisa, hindari musim liburan agar tidak terlalu ramai.
- Hormati Adat Istiadat: Sebagai desa adat, Penglipuran memiliki aturan dan tradisi yang harus dihormati. Misalnya, berpakaian sopan dan tidak merusak fasilitas desa.
- Bawa Kamera: Setiap sudut Desa Penglipuran sangat instagramable, jadi pastikan kamu membawa kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen indah.
- Dukung Ekonomi Lokal: Belilah oleh-oleh atau produk lokal dari penduduk setempat sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi mereka.
Kesimpulan
Desa Adat Penglipuran bukan hanya sebuah destinasi wisata, tetapi juga cerminan betapa kayanya budaya dan kearifan lokal Bali. Dengan menjaga tradisi, lingkungan, dan keharmonisan hidup, Penglipuran memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan alam dan sesamanya.
Jadi, kalau kamu mencari pengalaman liburan yang berbeda, penuh makna, dan mendekatkanmu pada kebudayaan asli Bali, Desa Adat Penglipuran adalah tempat yang wajib kamu kunjungi. Yuk, masukkan Desa Penglipuran ke dalam daftar perjalananmu berikutnya!