Indonesia memang kaya akan budaya dan tradisi yang unik, salah satunya adalah Desa Adat Ratenggaro yang terletak di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desa ini dikenal dengan rumah adatnya yang memiliki menara menjulang tinggi, pemandangan alam yang eksotis, serta kisah sejarah yang kental dengan nuansa mistis dan tradisi leluhur yang masih terjaga hingga kini. Jika kamu ingin melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat Sumba di masa lalu masih hidup di era modern, Ratenggaro adalah tempat yang wajib dikunjungi.
Asal Usul dan Sejarah Desa Ratenggaro
Nama dan Legenda Desa Ratenggaro
Nama Ratenggaro berasal dari dua kata dalam bahasa lokal, yaitu “Rate” yang berarti kuburan dan “Ggaro” yang berasal dari nama suku yang pernah hidup di sana. Konon, desa ini dahulu merupakan tempat pertempuran antara dua suku besar, dan banyak prajurit yang tewas kemudian dikuburkan di sekitar desa. Oleh karena itu, kuburan-kuburan batu megalitik menjadi ciri khas desa ini.
Mitos yang berkembang di masyarakat setempat menyebutkan bahwa Suku Ggaro dulunya adalah pendatang yang mencoba menguasai wilayah tersebut. Pertempuran sengit pun terjadi, dan akhirnya Suku Ggaro kalah. Para leluhur mereka dikuburkan di desa ini, yang kemudian dikenal sebagai Ratenggaro.
Keunikan Kuburan Megalitik
Salah satu daya tarik utama dari Desa Ratenggaro adalah keberadaan kuburan batu megalitik yang berusia ratusan tahun. Kuburan ini memiliki bentuk unik dengan ukiran khas Sumba yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan para bangsawan dan tokoh adat. Sebagian besar makam ini dihiasi dengan simbol-simbol yang berkaitan dengan kejayaan seseorang semasa hidupnya, seperti patung kuda atau ukiran manusia.
Rumah Adat Ratenggaro: Menara Tinggi yang Menantang Langit
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Ratenggaro, kamu akan disambut dengan pemandangan rumah adat Sumba yang spektakuler. Rumah-rumah ini memiliki atap yang menjulang tinggi, bahkan bisa mencapai 15 meter atau lebih. Bentuk rumah adat ini bukan tanpa alasan, melainkan memiliki makna spiritual dan filosofis bagi masyarakat Sumba.
Makna di Balik Arsitektur Rumah Adat Ratenggaro
Rumah adat Sumba yang dikenal sebagai Uma Kelada ini dibangun dalam tiga tingkatan:
- Bagian bawah: Digunakan sebagai tempat ternak dan penyimpanan bahan pangan.
- Bagian tengah: Merupakan tempat tinggal keluarga dan pusat aktivitas domestik.
- Bagian atas: Menyimpan benda-benda sakral dan persembahan untuk leluhur.
Semakin tinggi atap rumah adat, semakin tinggi pula status sosial pemilik rumah. Itulah mengapa rumah-rumah di Ratenggaro memiliki menara yang menjulang hingga belasan meter.
Budaya dan Tradisi yang Masih Terjaga
Di Ratenggaro, masyarakat masih menjalankan tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Pasola, yaitu perang tradisional menggunakan kuda yang diadakan setiap tahun. Ritual ini dilakukan untuk menghormati leluhur dan sebagai bentuk doa untuk hasil panen yang melimpah.
Selain Pasola, masyarakat Ratenggaro juga masih menjalankan sistem sosial yang berbasis adat. Pemimpin desa biasanya berasal dari garis keturunan bangsawan dan memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai budaya yang ada.
Potensi Wisata di Desa Ratenggaro
Ratenggaro bukan hanya menawarkan sejarah dan budaya, tetapi juga pemandangan alam yang luar biasa. Berikut beberapa daya tarik wisata yang bisa dinikmati di desa ini:
1. Pemandangan Eksotis Pantai Ratenggaro
Desa ini terletak di tepi pantai yang menakjubkan. Pantai Ratenggaro memiliki pasir putih, air laut biru jernih, dan ombak yang cocok untuk berselancar. Banyak wisatawan yang datang ke sini untuk menikmati matahari terbenam yang dramatis dengan latar belakang rumah adat Ratenggaro.

2. Berinteraksi dengan Penduduk Lokal
Salah satu hal terbaik yang bisa dilakukan di Ratenggaro adalah berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Masyarakatnya sangat ramah dan terbuka terhadap wisatawan. Kamu bisa belajar tentang cara pembuatan kain tenun ikat Sumba, yang merupakan salah satu kain tradisional paling terkenal di Indonesia.
3. Fotografi dan Wisata Budaya
Bagi kamu yang hobi fotografi, Ratenggaro adalah surga tersembunyi. Kombinasi antara rumah adat, kuburan megalitik, dan pemandangan pantai menciptakan komposisi gambar yang sempurna. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti ritual adat yang sering diadakan di desa ini.
Cara Menuju Desa Ratenggaro
Desa Ratenggaro terletak di Sumba Barat Daya dan bisa diakses dari Kota Tambolaka, ibu kota kabupaten tersebut. Berikut cara menuju ke sana:
- Dari Bandara Tambolaka, perjalanan bisa ditempuh dengan mobil selama sekitar 1,5 jam.
- Kamu bisa menyewa mobil atau motor di Tambolaka untuk menjelajahi daerah sekitar.
- Akses menuju desa ini cukup baik, tetapi disarankan menggunakan kendaraan yang nyaman karena beberapa jalur masih berbatu.
Kesimpulan
Desa Adat Ratenggaro bukan sekadar destinasi wisata biasa. Ini adalah tempat yang menyimpan sejarah panjang, budaya yang masih lestari, dan keindahan alam yang luar biasa. Dari rumah adat yang menjulang tinggi, kuburan batu megalitik yang penuh misteri, hingga pemandangan pantai yang memukau, semuanya menjadikan Ratenggaro sebagai salah satu destinasi terbaik di Sumba.
Bagi kamu yang mencari pengalaman wisata yang berbeda dan ingin menyelami lebih dalam budaya lokal Indonesia, Desa Ratenggaro adalah tempat yang wajib masuk dalam daftar perjalananmu. Jangan lupa bawa kamera dan hati yang terbuka untuk menyerap keindahan serta keunikan desa ini!