Sebuah Permata Budaya di Tengah Pulau Sumba
Indonesia adalah negeri yang kaya akan keindahan alam dan budaya. Di antara ribuan pulau yang tersebar, Sumba di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu destinasi yang memikat karena keunikan tradisinya. Salah satu ikon budaya Sumba yang wajib dikunjungi adalah Desa Adat Praijing.
Terletak di Kabupaten Sumba Barat, Desa Adat Praijing menawarkan pengalaman autentik dengan arsitektur tradisional, tradisi kuno yang masih hidup, dan pemandangan alam yang memukau. Artikel ini akan membawa Anda menjelajahi asal usul, sejarah, dan daya tarik Desa Adat Praijing yang begitu memikat.
Asal Usul dan Sejarah Desa Adat Praijing
Desa Adat Praijing berada di Kecamatan Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Desa ini telah berdiri selama ratusan tahun dan menjadi saksi perjalanan panjang masyarakat Sumba dalam menjaga tradisi leluhur mereka.
Makna Nama “Praijing”
Nama “Praijing” berasal dari bahasa setempat yang berarti “kampung di atas bukit.” Lokasinya yang berada di ketinggian memberikan pemandangan indah ke lembah dan perbukitan di sekitarnya, menjadikannya tidak hanya sebagai pusat budaya, tetapi juga tempat strategis untuk mengamati wilayah sekitar.
Sejarah Budaya
Praijing adalah salah satu desa adat yang mewakili peradaban kuno masyarakat Sumba. Sistem sosial desa ini masih dipengaruhi oleh tradisi Marapu, sebuah kepercayaan animisme yang menghormati leluhur dan alam. Marapu menjadi fondasi kehidupan masyarakat di desa ini, terlihat dari ritual, rumah adat, hingga tata cara kehidupan sehari-hari.
Arsitektur Rumah Adat yang Unik
Ciri khas Desa Adat Praijing adalah rumah-rumah tradisionalnya yang disebut Uma Bokulu (rumah besar) dan Uma Mbatangu (rumah menara). Rumah-rumah ini memiliki atap yang menjulang tinggi, yang menurut tradisi lokal adalah simbol hubungan manusia dengan para leluhur di surga.
Keunikan Rumah Adat
- Atap Tinggi: Terbuat dari ilalang, atap rumah ini dirancang untuk menahan angin kencang dan hujan.
- Tiga Tingkatan: Rumah adat memiliki tiga bagian utama: lantai bawah untuk hewan peliharaan, lantai tengah sebagai ruang tinggal, dan lantai atas untuk menyimpan benda-benda keramat.
- Bahan Alami: Seluruh rumah dibangun dengan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan ilalang, mencerminkan harmoni dengan alam.
Keberadaan Megalitikum
Di sekitar desa, Anda juga akan menemukan batu-batu megalitikum yang digunakan untuk makam leluhur. Tradisi megalitikum di Sumba adalah salah satu yang masih bertahan di dunia dultogel, menjadikan Praijing sebagai situs budaya yang sangat berharga.
Kehidupan Tradisional di Desa Adat Praijing
Penduduk Desa Adat Praijing sebagian besar adalah petani dan peternak. Mereka hidup dalam harmoni dengan alam dan masih menjalankan tradisi Marapu dalam berbagai aspek kehidupan.
Ritual dan Upacara
- Ritual Marapu: Dilakukan untuk menghormati leluhur dan meminta berkah, biasanya melibatkan persembahan hewan seperti ayam atau babi.
- Pernikahan Adat: Upacara pernikahan di desa ini penuh simbolisme dan melibatkan berbagai prosesi tradisional.
- Pasola: Tradisi perang-perangan dengan kuda yang menjadi bagian penting dari budaya Sumba.
Kain Tenun Ikat
Kain tenun ikat Sumba yang dibuat secara tradisional oleh para perempuan di desa ini adalah salah satu karya seni yang paling dihargai. Proses pembuatannya membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dan menggunakan pewarna alami dari tumbuhan.

Wisata di Desa Adat Praijing
1. Pemandangan Desa yang Memukau
Desa ini dikelilingi oleh bukit hijau dan lembah yang indah. Pemandangan matahari terbenam dari atas bukit desa adalah salah satu momen terbaik yang bisa Anda nikmati.
2. Berinteraksi dengan Penduduk Lokal
Wisatawan bisa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat, belajar tentang tradisi mereka, atau bahkan mencoba membuat tenun ikat sendiri.
3. Fotografi Megalitikum
Batu-batu megalitikum di desa ini adalah latar yang sempurna untuk fotografi. Struktur batu besar yang dihiasi ornamen khas menjadi daya tarik tersendiri.
4. Kegiatan Tradisional
Wisatawan juga bisa menyaksikan atau bahkan berpartisipasi dalam kegiatan tradisional seperti menumbuk padi, memasak makanan khas, atau mengikuti ritual Marapu.
Akses Menuju Desa Adat Praijing
Untuk mencapai Desa Adat Praijing, Anda bisa memulai perjalanan dari Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya. Dari sana, perjalanan darat ke desa ini memakan waktu sekitar 1,5-2 jam. Jalan menuju desa cukup baik, meski ada beberapa tanjakan curam karena lokasinya yang berada di atas bukit.
Tips Mengunjungi Desa Adat Praijing
- Hormati Tradisi Lokal: Gunakan pakaian sopan dan ikuti aturan adat saat berada di desa.
- Bawa Uang Tunai: Untuk membeli kain tenun atau memberikan donasi kepada masyarakat lokal.
- Jangan Lupa Kamera: Pemandangan dan budaya di desa ini terlalu indah untuk dilewatkan tanpa dokumentasi.
- Belajar Beberapa Frasa Lokal: Menggunakan bahasa lokal akan membuat interaksi Anda lebih hangat.
Mengapa Desa Adat Praijing Layak Dikunjungi?
Desa Adat Praijing adalah tempat di mana Anda bisa merasakan harmoni antara manusia, tradisi, dan alam. Ini adalah destinasi yang menawarkan pelajaran tentang kehidupan sederhana namun kaya akan makna.
Dengan pemandangan alam yang memukau, rumah adat yang unik, dan tradisi budaya yang mendalam, Desa Adat Praijing adalah salah satu permata budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan dikunjungi.
Kesimpulan: Keindahan yang Tak Lekang oleh Waktu
Desa Adat Praijing adalah bukti nyata bahwa tradisi dan keindahan alam bisa berjalan beriringan. Dalam era modern yang penuh dengan perubahan, desa ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan leluhur.
Jika Anda mencari pengalaman otentik yang jauh dari hiruk pikuk kota, Desa Adat Praijing adalah jawabannya. Selamat menikmati pesona dan tradisi Sumba yang memikat!